9 Februari 2017

Pikiran Negatif :Penyebab, Macam, dan Cara Mengatasinya

Salah satu kelebihan manusia dibanding makhluk hidup lainnya adalah kemampuannya berpikir menggunakan akal. Kegiatan berpikir menghasilkan pikiran yang bersifat positif atau negatif. Positif atau negatifnya pikiran seseorang tidak dipungkiri banyak dipengaruhi oleh kesehatan hati atau jiwa. Jiwa atau hati yang sehat tentunya akan menghasilkan pikiran yang positif dan optimis. Pikiran positif dan optimis inilah yang akan membuat manusia bahagia serta melakukan banyak hal yang produktif dan bermanfaat.
Tanpa disadari kita sering berpikir negatif. Ntah itu sedih, cemas berlebih, takut akan hal-hal yang belum tentu terjadi, curiga, menuduh, menghujat, atau menghakimi. Dan hal-hal tersebut seringkali tercetus hanya karena perasaan sendiri saja, terbawa opini orang lain, bukan berdasarkan fakta yang ada atau terjadi. Pikiran-pikiran negatif tersebut bukan hanya merugikan diri kita secara pribadi tapi juga dapat merugikan orang lain.
Pikiran negatif dari sisi psikologis banyak dikaitkan dengan gangguan kejiwaan obsessive compulsive disorder (COD). OCD merupakan gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran mengganggu yang menghasilkan kegelisahan, ketakutan, atau kekhawatiran, dan akhirnya penderita melakukan perilaku berulang yang dilakukan dengan aturan yang ketat guna mengurangi rasa cemas, takut, dan kekhawatiran tersebut.
Sedangkan dari sisi agama, pikiran negatif dihasilkan dari jiwa atau hati yang kotor akibat dari lemahnya keimanan terhadap Tuhan. Hati yang dikuasai rasa tidak ikhlas, tidak merasa cukup, tidak bersyukur, tidak berserah diri pada-Nya, dan atau tidak menerima kejadian-kejadian dan perbedaan di muka bumi yang sebenarnya sudah diatur oleh-Nya.
Berikut adalah macam-macam pikiran negatif yang cukup mengganggu.
  1. Berpikir hitam-putih dengan ukuran-ukuran yang sempit.
  2. Menjeneralisasi secara berlebihan; melihat hal kecil atau bagian kecil lalu menggangapnya sebagai keseluruhan.
  3. Hal negatif mengalahkan hal positif; cenderung melihat hal negatif dan melupakan hal-hal positif. Menolak hal positif dan dengan tegas tidak menganggapnya.
  4. Terlalu cepat mengambil keputusan.
  5. Cepat menyerah karena merasa tidak akan berhasil melakukannya.
  6. Berpikir hiperbola atau melebih-lebihkan, baik itu kelemahan maupun kelebihan.
  7. Penalaran secara emosional dan mengikutinya padahal belum tentu kebenarannya.
  8. Memaksakan suatu kondisi, harus sesuai dengan harapan.
  9. Memberikan label negatif atau buruk yang bersifat menghakimi.
  10. Menyalahkan secara personal atau bagian tertentu saja, baik itu terhadap diri sendiri atau orang lain.
Macam-macam pikiran negatif di atas barangkali hanya sebagian, masih banyak lagi ragam lainnya. Untuk mengatasinya ada beberapa cara yang dikutip dari MNN, yang dapat kita tempuh agar pikiran negatif tidak menguasai hidup kita.
1. Membicarakannya
Berdasarkan hasil sebuah penelitian yang diterbitkan tahun 2005 di dalam jurnal Penelitian dan Terapi Perilaku (Behavior Research and Therapy), menemukan bahwa cara terbaik untuk menghilangkan pikiran negatif adalah dengan tidak menekannya melainkan menerimanya. Berbicara mengenai perasaan-perasaan tersebut, membiarkan pikiran-pikiran tersebut keluar dari kepala melalui kata-kata kita, dan mengenalinya, merupakan cara yang lebih efektif untuk menghilangkannya seiring dengan menurunnya tingkat stress kita.
2. Menuliskannya
Seperti halnya berbicara, bagi orang yang tidak terlalu suka mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, hal-hal negatif dalam pikiran dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Seorang psikolog dari Universitas Virginia, Tim Wilson, mengatakan kepada Business Insider bahwa menulis tentang perasaan negatif yang kita miliki sebanyak tiga kali dalam seminggu dapat membuat pikiran negatif tersebut pergi dengan sendirinya. Dengan menuliskannya itu artinya kita menyadari keberadaannya dan pada akhirnya kita dapat terbebas darinya.
3. Fokus pada hal baik
Psikolog Dr. Becky Bailey dalam bukunya “Easy to Love, Difficult to Discipline” (Gampang Mencintai, Sulit Mendisiplinkan) menjelaskan taktiknya untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan anak-anak adalah dengan fokus terhadap aspek positif dari mendisiplinkan anak-anak kita, fokus terhadap apa yang ingin kita harapkan terjadi daripada bayangan akan kegagalan. Dengan focus terhadap hal baik, tidak hanya hubungan harmonis dengan anak-anak yang didapat tapi juga dengan sesame orang dewasa.
4. Berlatih kesadaran
Psikolog bernama Dr. Jon Kabt-Zinn menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Wherever You Go, There You Are” (Dimana pun Anda Pergi, Disitulah Anda); berlatih kesadaran maksudnya adalah kita berkomitmen penuh untuk ada di saat ini, dengan penuh kesadaran, dengan tujuan untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan raga di sini, saat ini. Dengan kata lain usahakan untuk tidak melamun kemana-mana yang malah akan menimbulkan pikiran-pikiran negative.
5. Mengalihkan perhatian
Ketika berpikir negatif, segera alihkanlah perhatian kita pada hal-hal positif yang menyenangkan sesuai dengan yang dianjurkan oleh Dr. Becky Weinberg dari Pittsburg, “mengalihkan perhatian anda sendiri seperti berolahraga atau aktifitas menyenangkan lainnya dapat membantu anda untuk mengganti fokus.”
Pikiran negatif atau positif adalah pilihan. Kita mau terus tenggelam dalam pikiran negatif, atau mau bangkit dan menjadi positif serta optimis, semua adalah pilihan. Kita berhak mendapatkan yang terbaik. Selamat memilih!

 Sumber:
https://id-id.facebook.com/notes/info-itu-ilmu/10-macam-pikiran-negatif-yang-merusak/295188613827141
http://www.mnn.com/health/fitness-well-being/stories/5-ways-stop-negative-thoughts
http://wartakota.tribunnews.com/2013/05/23/apakah-anda-termasuk-penderita-ocd
www.4muda.com/pikiran-negatif-penyebab-macam-dan-cara-mengatasinya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar